Keyakinan, Kepercayaan dan Contohnya
Keyakinan atau sebagian orang menyebutnya iman adalah sesuatu yang sakral bagi beberapa orang. Keyakinan dapat menembus tembok perbedaan yang ada dan dapat pula membuat tebal tembok perbedaan tsb. Bila orang-orang dari negara, suku, ras, gender, keluarga, kedudukan yang berbeda namun memiliki iman atau keyakinan yang sama maka perbedaan itu semua dapat melemah bahkan hancur. Namun sebaliknya bila orang-orang dari negara, suku, ras, gender, kedudukan, bahkan keluarga yang sama namun berbeda dalam iman atau keyakinan maka tembok perbedaan yang ada dapat terasa jelas bahkan menebal hingga sulit di tembus. Bahkan sepasang kekasih yang saling mencintaipun harus melewati ‘rintangan keyakinan’ ini untuk melanjutkan hubungan mereka kearah pengikatan status sebagai suami-istri yang sah bila keyakinan mereka dari awal saling berbeda.
Pada artikel ini penulis mencoba mengupas tentang keyakinan dalam sudut pandang penulis yang bercampur dengan pengalaman penulis belajar dhamma. Keyakinan adalah topik yang sangat penting untuk dibahas karena hampir setiap orang memiliki keyakinan, keyakinan yang dibahas disini tentulah keyakinan yang berhubungan dengan salvation atau keselamatan atau mungkin beberapa orang memakai istilah religi. Ada tiga hal yang dibahas tentang keyakinan dalam artikel ini, yaitu : perbedaan percaya dan yakin, aspek-aspek keyakinan, dan analogi keyakinan dengan kapal laut.
Percaya dan Yakin
Percaya dan Yakin harus kita bedakan, penulis belum bisa memberikan definisi yang jelas, hanya ciri-cirinya saja. Yaitu bila sesuatu sesuai dengan logika kita, maka kita dapat mempercayainya. Sedang bila kita telah mengalami sesuatu melalui ke-enam indera kita maka kita dapat meyakininya. Contoh yang ekstrim adalah bila seseorang yang tinggal dipesisir pantai berkata bahwa ia tidak bisa berenang, biasanya kita cenderung tidak percaya karena tidak sesuai dengan logika kita. Namun bila orang tersebut kita ajak kekolam renang dan kita ceburkan kekolam renang lalu alhasil yang bersangkutan tewas karena tenggelam, maka kita menjadi yakin bahwa memang dia tidak bisa berenang.
Sampai sini kita patut bertanya pada diri kita sendiri apakah selama ini guru-guru agama yang suka mengkhotbahkan agama benar-benar memiliki keyakinan pada ‘Salvation’nya atau tujuan akhirnya? Apakah selama ini kita telah yakin terhadap tujuan akhir kita? bila memang keyakinan harus dialami maka disebut apakah yang selama ini kita anggap ‘yakin’? Pertanyaan-pertanyaan yang lumrah ini akan terjawab bila kita mengerti tentang aspek-aspek keyakinan.
Dalam Theaetetus dialog Plato, Socrates mempertimbangkan sejumlah teori seperti apa pengetahuan, pengetahuan yang terakhir adalah keyakinan benar yang telah "diberi akun" - yang berarti menjelaskan atau didefinisikan dalam beberapa cara. Menurut teori bahwa pengetahuan dibenarkan keyakinan benar, untuk mengetahui bahwa suatu proposisi yang diberikan adalah benar, kita tidak hanya harus percaya proposisi benar relevan, tetapi juga harus memiliki alasan yang baik untuk melakukannya. Salah satu implikasi dari ini adalah bahwa tak seorang pun akan mendapatkan pengetahuan hanya dengan percaya sesuatu yang terjadi untuk menjadi kenyataan. Misalnya, orang yang sakit tanpa pelatihan medis, tetapi dengan sikap umumnya optimis, mungkin percaya bahwa ia akan sembuh dari penyakit dengan cepat. Namun demikian, bahkan jika keyakinan ini ternyata benar, pasien tidak akan tahu bahwa ia akan sembuh karena keyakinannya tidak memiliki pembenaran. Definisi pengetahuan sebagai keyakinan yang benar dibenarkan diterima secara luas sampai tahun 1960-an. Pada saat ini, sebuah makalah yang ditulis oleh filsuf Edmund Amerika Gettier memprovokasi diskusi luas utama. Lihat teori pembenaran untuk pandangan lain pada gagasan itu
Link Source:
http://www.masbied.com/2011/07/02/keadilan-sebagai-kebajikan-moral-bagi-administrator/
http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2095574-pengertian-kepercayaan/
http://www.scribd.com/doc/12854208/FILSAFAT-INDONESIA-DAN-PROFIL
http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2095574-pengertian-kepercayaan/#ixzz1x4u7Qx8U
Tidak ada komentar:
Posting Komentar