Senin, 18 Juni 2012

Manusia dan tanggung jawab dalam Implementasinya


Manusia dan tanggung jawab dalam Implementasinya

Setiap manusia ditakdirkan untuk menjadi pemimpin baik sebagai pemimpin yaitu pemimpin bagi dirinya sendiri dan keluarganya terlebih bisa menjadi pemimpin bagi
orang lain baik pemimpin dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebagai seorang pemimpin kita harus mempertanggung jawabkan dari semua hal yang telah kita perbuat
baik perbuatan itu menyengangkan orang lain atau merugikan orang lain akantetapi kita harus bersedia mempertanggung jawabkan sesuai dengan tindak tanduk kita. apabila selama
di dunia kita mempertanggung jawabkan perbuatan kita kepada pemimpin kita dan untuk kehidupan mendatang kita mempertanggungg jawabkan kepada yang maha kuasa.

Dalam menjalani hidup ini semua perbuatan dan tindak tanduk kita mendapat sorotan mendapat penilian dari pemimpin kita ini untuk kehidupan dunia dan mendapatkan pula catatan amal
kebaikan dan catatan amal keburukan untuk semua perbuatan yang telah kita lakukan di dunia. untuk itu kita harus lebih berhati-hati dalam menjalani hidup serta melakukan yang terbaik untuk
mencapai kebahagian dunia dan kebahagian akhirat. sebagai seorang muslim amal ibadah kita haruslah setiap hari terus meningkat dan lebih baik dari hari kehari ini sesuai dalam perintah untuk selalu
meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah agar tercapai kebahagian dan keindahan dunia akhirat. pada dasarnya berbuat baik itu merupakan menenangkan hati kita dan mampu memanjangkan umur kita karena dengan
berbuat baik pikiran kita akan tenang kenyamanan hati kita terjaga karena kita selalu dekat kepada Allah dan deket kepada manusia sehingga akan merasa dihargai dan kehadiran kita bisa membuat orang lain menjadi senang.

Manusia dan tanggung jawab memberikan gambaran dan pengetahuan bahwa manusia adalah khalifah di dunia sehingga tanggung jawab yang harus diemban sangatlah besar ini tergantung dari tingkat kepemimpinan  selama menjadi seorang pemimpin
untuk kita apabila kita menjadi seorang pemimpin haruslah jujur, tegas dan bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan karena menjadi seorang tidaklah mudah dan sungguh berat tapi anehnya di negri kita ini banyak orang yang berebut untuk menjadi seorang pemimpin.
jika kita tahu konsekuansinya seorang untuk menjadi pemimpin dan mempertanggjawabkan atas kepemimpinan kita selama di dunia pastilah kita kan berpikir beribu-ribu kali  untuk menjadi seorang pemimpin.

Selasa, 12 Juni 2012

Pengertian Do'a


Pengertian Do'a

Menurut bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.1
Adapun lafadz do'a yang ada dalam al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
1. Ibadah, seperti firman Allah: Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu termasuk orang-orang yang zhalim. (Yunus: 106).
2. Perkataan atau Keluhan. Seperti pada firman Allah: Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga kami jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi. (al Anbiya: 15).
3. Panggilan atau seruan. Allah berfirman: Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang. (ar- Rum: 52)
4. Meminta pertolongan. Allah berfirman: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang at Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat yang semisal at Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (al Baqarah: 23).
5. Permohonan. Seperti firman Allah: Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjagapenjaga jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari." (al Mukmin: 49).


Source Link :
http://harapansatria.blogspot.com/2008/05/pengertian-doa.html

Sebab Manusia Mempunyai Harapan


Sebab Manusia Mempunyai Harapan

Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian yang akan bebuah kebaikan diwaktu yag akan datang. Menurut kodratnya setiap manusia itu adalah mahkluk social. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam pergaulan hidup. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapa, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Dalam diri manusia masing – masing sudah terjelema sifat, kodrat pembawa dan kemampuan untuk bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lainnya. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan. Dorongan kebutuhan hidup sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam – macam kebutuhan hidup. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu, manusia bekerja sama dengan manusia lainnya. Kelangsungan hidup (survival) untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang pangan dan papan. Setiap bayi begitu lahir ke bumi menangis, ia telah diharapkan telah diberi minum / makan. Sandang semulanya hanya berupa perlindungan / keamanan. Papan yang dimaksud adalah temapt tinggal / rumah. Untuk mencukupi kebutuhan pangan, sandang, dan papan itu, maka mausia sejak kecil telah mulai belajar. Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Bila seseorang telah menginjak dewasa, maka ia sudah merasa dewasa sehingga sudah saatnya mempunai harapan untuk mencintai dan dicintai. Setiap manusia membutuhkan status. Bila kita ingat dengan kehidupan itu tidak hanya I dunia saja, tapi di akhirat. Bahkan kehidupan disana lebih abadi. Maka sudah selayaknya harapan untuk hidup bahagia dikedua tempat itu sudah kita niati. Berharap agar hari esok lebih baik daripada hari inni memang hak dan kewajiban kita. Namun kita harus sadar bahwa harapan tak selamanya mejadi kenyataan
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
• Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pcmbawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan scbagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dcngan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang
salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih.

Source Link : http://ennynurrosniati.blogspot.com/2011/06/penyebab-manusia-mempunyai-harapan.
     http://abra139210.wordpress.com/2011/05/24/manusia-dan-harapan/

Pengertian Harapan dan Contohnya


Pengertian Harapan dan Contohnya

Pengertian Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintar. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni ditengah suatu keluarga dan anggota masyarakat lainnya. Ada dua hal yang mendorong manusia hidup dalam pergaulan manusia lain yaitu dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Menurut Maslow sesuai dengan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah :
1. kelangsugnan hidup
2. keamanan
3. hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
4. diakui lingkungan
5. perwujudan cita-cita

 contoh-contoh harapan

1.      seorang siswa yang ingin mengikuti ujian nasional berharap akan mendapatkan nilai Ujian dengan nilai yang baik
2.      seorang bisnisman yang berharap memenangkan tander bagi perusahaannya
3.      seorang ibu yang berharap anaknya menjadi anak yang sukses dan berguna bagi lingkungan dan bangsanya
4.      seorang mahasiswa yang berharap mendapatkan nilai IPK yang tinggi

Source Link :
http://nisaboo.blogspot.com/2012/04/manusia-dan-harapan-pengertian-harapan.html

Manusia dan Harapan


Manusia dan Harapan

harapan
mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya
perlu setinggi bintar. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu :
keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau
meningkat.

Kepercayaan

Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini
akan kebenaran. Kepercayaan adalah  hal-hal yang berhubungan dengan
pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dasar kepercayaan itu adalah
kebenaran.Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang
mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia
merupakan focus dari segala pikiran,  sikap dan perasaan. Dalam tingkah laku,
perbuatan manusia selalu hati-hati  agar mereka tidak menyimpang dari
kebenaran. Manusia sadar bahwa ketidak benaran dalam bertindak, berucap
dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya.
Dr Yuyun suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu mengemukakan tiga
teori tentang kebenaran :
1.  teori koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu
bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati.
Paul manusia. Paul pasti mati.
2.  teori korespondensi’ teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan
benar bila materi pengetahuan yang dikandung  penyataan itu
berkorespondesni (berhubungan dengan) obyek yagn dituju oleh
pernyataan tersebut.
3.  teori pragmatis’ Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria
apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan
praktis
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia.
Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1.  kepercayaan pada diri sendiri
2.  kepercayaan pada orang lain
3.  kepercayaan pada pemerintah
4. kepercayaan pada Tuhan


Source Link : http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-harapan

Usaha-usaha untuk Mengatasi Ketidakpastian


Usaha-usaha untuk Mengatasi Ketidakpastian

Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada
bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu
bergantung kepada mental si penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui,
kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling
baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
Bila penyebab itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan
dengan orang yang dirindukan. Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit,
sehingga tidak takut lagi. Orang takut  ular, takut ulat yang berbulu, dapat
disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda tersebut.Orang yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami, baru berkurang
kesombongan, tetapi mungkin tidak. Andaikata mereka sadar, kesembuhan itu
adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan masyarakat sekitarnya dan
dirinya sendiri. Ada suatu cara lain yang mungkin juga baik untruk digunakan dalam mengatasi kecemasan tersebut dengan memerlukan sedikiyt pemikiran yaitu,pertama kita menanyakan pada diri kita sendiri (instropeksi),akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.apabila kita dapat menganalisa akibat yang akan ditimbulkan oleh kecemasan tersebut dan bila kita tidak dapat mengatasinya,kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya,karena tidak semua pengalama di dunia ini menyenangkan.Yang ke2,kita bersedia menerima akibatnya dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita.dan yang ke3,dengan bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa kita.

Ada suatu cara paling ampuh dalam menghadapi segala situasi dan kondisi yang bagaimanapun termasuk kecemasan ini yaitu kita berdoa kepada tuhan dengan sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan ikhlas,sehingga ia mau mengabulkan permhonan kita dari perasaan kecemasan ini,sebab tuhan adalah yang paling Maha Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi umatnya yang mau berdoa dan memohon kepadanya.

Dalam kehidupan ini setiap manusia mempunyai harapan-harapan dan setiap manusia mempunyai hak untuk itu,tidak seorang pun dapat menghalanginya.Untuk mencapai harapan-harapan itu manusia berusaha,yang mungkin usahanya itu dengan mengorbankan apa saja dengan kata lain manusia berusaha dengan sekuat tenaga,setelah berusaha maka orang-orang itu dengan gelisah menunggu dan menanti bagaimana hasil usaha mereka,sesuaikah dengan apa yang mereka korbankan,berhasilkah atau mereka harus kecewa karena gagal.Seringkali dalam menungu hasil-hasil usaha mereka,mereka itu tidak sabar,hati mereka tidak tentram,tidak damai dan lain sebagainya sampai-sampai mereka jarang menggunakan akal sehatnya.Untuk itu disini kami akan mencoba memberi uraian mengapa kita gelisah,mengapa kita merasa khawatir,mereka tidak tentram dan hati kita berdebar dalam menuggu di samping itu pula akan di uraikan mengapa dan apa penyebabnya kita merasa demikian serta bagaimana cara menanggulangi kegelisahan dan kekhawatiran yang kita alami.Disini kami mencoba memberikan gambaran cara penecahan rasa gelisah yang mungkin dialami,sebab seringkali orang yang mengalami kegelisahan menanggulangi atau menyalurkan dengan hal-hal yang bersifat negatif. Sudah tentu cara-cara ini tidak benar, hal ini terjadi karena dalam pemecahan masalah ini mereka tidak menggunakan akal sehat, dengan kata lain emosi dan ratio mereka tidak stabil lagi dan kadang-kadang malah emosi mereka lebih menonjol sehingga tindakan- tindakan mereka tidak terkontrol. Di samping itu juga kegelisahan dan kekhawatiran ini dialami oleh setiap orang hidup dan mempunyai harapan.

Sumber:

http://agungdimas.wordpress.com/2010/06/04/manusia-dan-kegelisahaan/
http://aguspranata.wordpress.com/2011/11/27/cara-mengatasi-kegelisahan-atau-kecemasan/

Sebab-sebab Ketidakpasstian dan Contohnya


Sebab-sebab Ketidakpasstian dan Contohnya

Orang  yang pikirannya terganggu tidak  dapat lagi berpikir secara teratur,
apalagi mengambil kesimpulan. Dalam  berpikir manusia selalu menerima
rangsangan-rangsangan lain,  sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh
rangsangan-rangsangan baru. Kalau toh ia dapat berpikir baik akan memakan waktu
yang cukup lama dan sukar. Mereka  menampakkan tanda-tanda obsesi, phobia,delusi, gerakan-gerakan gemetar, kehilangan pengertian, kehilangan kemampuan
untuk menangkap sesuatu.Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah :
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neuroso jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan
tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan,
atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada
orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contoh :
Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat terpikir olehnya ada kawan
yang ingin menjatuhkannya. Pikiran itu tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi.
Apalagi setelah ia merugi
2. Phobia
Ialah rasa takut yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau
kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
3. Kompulasi
Ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada
dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali
Contoh :
keinginan untuk mengambil barang (mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat
baginya, dan andaikata ingin membeli, mampu juga dia (kleptomania)
keinginan minum-minuman keras, orang itu  bukan pemabuk, tetapi bila dilanda
pikiran atau perasaan kecewa keinginan minumnya tak dapat dibendung Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah :
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neuroso jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan
tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan,
atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada
orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contoh :
Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat terpikir olehnya ada kawan
yang ingin menjatuhkannya. Pikiran itu tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi.
Apalagi setelah ia merugi
2. Phobia
Ialah rasa takut yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau
kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
3. Kompulasi
Ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada
dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali
Contoh :
keinginan untuk mengambil barang (mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat
baginya, dan andaikata ingin membeli, mampu juga dia (kleptomania)
keinginan minum-minuman keras, orang itu  bukan pemabuk, tetapi bila dilanda
pikiran atau perasaan kecewa keinginan minumnya tak dapat dibendung c.  Delusi melancholis: merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa. Hal ini dapat
mengakibatkan buyuten atau dikenal dengan nama  delirium trements ,
hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-oto tak berkuasa lagi.
Contoh :
Pak Joyo orang kampung pada suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta
kesaksiannya. Tetapi karena takutnya,  ia gemetar, keringat dingin mengucur,
ditanya ini itu tak bisa menjawab, mulutnya gemetar. Akhirnya jaksa tak
memperoleh kesaksian apa-apa darinya. 6. Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindra. Dengan sugesti diri orang
dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang
mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi orang merasa
mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan dasarnya, sehingga
dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini
nampak dalam perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari perbuatan itu,
tetapi tidak dapat menahan rangsangan khayalan sendiri)
7. Keadaan Emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini
nampak pada keseluruhan pribadinya  gangguan pada nafsu makan, pusingpusing, muka merah, nadi, cepat keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya
dapat apatis atau terlalu gembira dengan gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa
atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu,
tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak berbicara, diam seribu
bahasa, termenung, menyendiri.

Source Link : http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-kegelisahan

Pengertian Kesepian dan Contohnya


Pengertian Kesepian dan Contohnya

Kesepian berasal dari kata sepi yang  berarti sunyi atau lengang, sehingga
kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang
pernag mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi
itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
Sebab-sebab terjadinya kesepian      
Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Frustasi dapat
mengakibatkan kesepian dalam hal seperti  itu orang tidak mau diganggu, ia lebih
senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya, ia lebih senang
hidup sendiri.
 Bila kita perhatikan sepintas lalu keterasingan dan kesepian itu serupa tetapi
tidak sama, namun ada hubungannya. Beda antara keduanya hanya terletak pada
sebab akibat. Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap
sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi teman-teman sepergaulan.
Karena teman-teman menjauhi maka orang yang bersikap sombong itu hidup
terasing, terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.
Orang yang frustasi itu bersikap rendah diri, sengaja menjauhi pergaulan
ramai, kebaikan dengan orang yang bersikap sombong. Orang yang bersikap rendah
diri, pemalu, minder, merasa dirinya kurang berharga dibanding orang lain, maka itu
lebih suka menyendiri karena menyendiri itu akibatnya kesepian.

KETIDAK PASTIAN

Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat
ditentukan tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak
pastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak
tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas itu semua
adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan
oleh berbagai sebab, yang jelas pikiran kacau.
Ketidak pastian tentang lulus atau tidak dalam ujian sarjana yang sudah lama
ditunggu-tunggu membuat orang gelisah. Lulus  atau tidak lulus ujian sarjana akan
menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya. Ketidak pastian ini akan
merugikan, karena status dari karir itu terancam. Karena ketidak pastian ini akan
merugikan, karena status dari karir itu terancam. Karena ketidak pastian itu status
yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi hilang, berhubungan ada orang lain yang
lebih dulu memenuhinya.

Source Link : http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-kegelisahan

Keterasingan dan Contohnya


Keterasingan dan Contohnya

Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata asing.
Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehinga kata terasing berarti,
tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata
keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan  dengan tersisihkan dari pergaulan,
terpencil atau terpisah dari yang lain.
Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama
orang pernah mengalamai hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan
kadar yang berbeda satu sama lain.
Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu  ialah perilakunya yang
tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan
yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri
dalam masyarakat.
Perilaku yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan itu selalu
menimbulkan keonaran dalam masyarakat, sifatnya bertentangan dengan atau
menyentuh nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini akan merugikan harta, nama baik,
martabat, harga diri orang lain. Karena  itu orang yang berbuat dibenci oleh
masyarakat dan berada dalam keterasingan.  Perbuatan itu misalnya mencuri,
mengganggu ister orang, menghina orang sombong.Keterasingan dalam hal  ini dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat,
ataupun oleh institusi yang diciptakan oleh masyarakat kepada si pelaku, maksudnya
supaya si pelaku ini tidak merugikan orang lain lagi atau membuat gelisah orang lain,
dan si pelaku dapat menjadi  sadar, sehingga dapat memperbaiki perilakunya yang
bertentangan dengan nilai-nilai  kemasyarakatan itu. Kesadaran itu mungkin dapat
terjadi apabila orang itu terasing yang membuat ia gelisah.
Orang yang bersifat sombong angkuh, besar kepala, tidak menghormati orang lai
selalu akan tersisih dari pergaulan masyarakat, karena perilaku semacam ini tidak disenangi dan dibenci oleh masyarakat. Orang lain akan merasa tersentuh nilai-nilai
kemanusiaannya apabila bergaul dengan orang angkuh, sombong, dan tidak
menghormati orang lain. Karena itu ia dibensi orang lain, sehingga membuat ia
dalam keterasingan.
Kekurangan yang ada pada diri seseorang dapat juga membuat keterasingan.
Dalam hal ini bukan masyarakat yang membuat orang itu terasing, melainkan dirinya
sendiri karena ketidak mampuan atau  karena membuat kesalahan. Ketidak
mampuan atau kesalahan ini berpengaruh  pada nama baik atau harga diri atau
martabat orang yang bersangkutan. Ketidak mampuan disi meliputi kekurangan ilmu
pengetahuan yang dimiliki ataupun ketidak mampun fisik. Kurang ilmu pengetahuan
ini disebabkan taraf pendidikannya yang belum sampai pada taraf tertentu yang
dihadapi sekarang. Dengan demikian  orang yang bersangkutan tidak dapat
menyesuaikan diri dengan masyarakat ilmiah yang dihadapinya. Karena itu ia
merasa gelisah, terasing.

Source Link : http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-kegelisahan

Sebab orang Gelisah dan usaha untuk mengatasinya


Sebab orang Gelisah dan usaha untuk mengatasinya

Apabila kita kaji sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya
orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik
ancaman dari luar maupun dari dalam
Contoh :
Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir, gunung meletus, atau
perampokan) orang tentu akan gelisah.  Hal ini disebabkan karena bahaya itu
mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus, misalnya hak hidup, hak
milik, hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup, dan mungkin hak
nama baik.
 
 USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN

Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari kita sendiri, yaitu
kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang,
sehingga segala kesulitan kita atasi.  
Contoh :
Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak
dapat merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat
berbuat apa-apa bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena merasa khawatir.
Dalam  hal ini dokter itu harus bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan
keluarganya.
Untuk mengatasi kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan diri
kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepadaNya, kita harus

Surce Link : http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-kegelisahan

Pengertian Kegelisahan dan Contohnya


Pengertian Kegelisahan dan Contohnya

Kegelisahan berasal dari kata gelisah,  yang berarti tidak tenteram hatinya,
selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan
merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun
perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar
ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik
seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya
lain dari biasanya, misalnya berjalan,mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil
menundukan kepala memandang jauh kedepan sambil mengepal-ngepal tangannya,
duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau
sayu, malas bicaran dan lain-lain.

Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu
dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan.
Kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkait juga
dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang
mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat bahwa ada tiga macam kecemasan
yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik
dan kecemasan moril.
1. Kecemasan Obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai
akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap
keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya.
Pengalaman bahaya dan timbul kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam
arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia
berada dekat dengan benda-benda tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan yang pernah dialami seseorang misalnya pernah terkejut waktu
diketahui dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutan itu demikian  hebatnya, sehingga
kecoa merupakan binatang yang mencemaskan, seseorang wanita yang pernah
diperkosa oleh sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria
bila ia sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pernah
memperkosanya. Kecemasan akibat dari kenyataan yang pernah dialami sangat
terasa bilamana pengalaman itu mengancam eksistensi hidupnya. Karena seseorang
tidak mampu mengatasinya waktu itu, terjadilah kemudian yang disebut stess.
Kecemasan yang dialami oleh seorang bayi atau anak kecil sangat berkesan akan
nampak kembali pada waktu ia sudah dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan
yang kejam dari ayahnya. Mungkin ia selalu cemas bila berhadapan dengan orang
yang seusia ayahnya, tetapi ada pula yang memberikan reaksi membalik, karena ia
mendendam, maka ia berusaha selalu  untuk ganti berbuat kejam sebagai
pelampiasannya.
2. Kecemasan Neoritis (syaraf)
Kecemasan ini timbil kareana pengamatan tentang bahaya  dari naluriah.
Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan
timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau akan id-nya sendiri,
sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari
seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan
terjadi.
3. Kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki
bermacam-macam emosi antara lain : iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah,
cinta, rasa kurang.

Source Link :  http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-kegelisahan

Manusia dan Kegelisahan


Manusia dan Kegelisahan

Setiap manusia pasti merasakan adanya kesepian kegelisahan dan ketidakpastian akantetapi semua itu dapat dicegah dengan selalu mendekatkan diri kepada yang maha kuasa dan selalu berhubungan baik dengan lingkungan. Hubungan baik ini bisa dijalin antar manusia dan lingkunganya, baik lingkungan sekitar ataupun lingkungan keseharian yang menjadi tanggung jawab kita. ada beberapa pengertian mengenai Kegelisahan, kesepian dan ketidakpastian berikut ulasannya :
Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa kwatir tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kwatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situai tertentu. Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi kecemasan. Karena itu dalam pengertian sehari-hari kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekwatiran ataupun ketakutan. Masalh kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena pa yang diinginkan tidak tercapai.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu :

Kecemasan obyektif
Merupakan suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam utnuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadia takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu dalam keadaan tertentu dari lingkungan.

Kecemasan neorotis
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah Menurut Sigmund Freud kecemasan ini dibagi tiga macam yakni; kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, bentuk ketakutan yang irasional (phobia) dan rasa takut lain karena gugup, gagap dan sebaganya.

Kecemasan moril
Kecemasan ini disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam=macam emosi atnra lain: iri, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang. Semua itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Sikap seperti itu sering membuat orang merasa kwatir, cemas, takut gelisah dan putus asa.
Bila dikaji sebab-sebab orang gelisah adalah karena hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari dalam maupun dari luar. Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama dimulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.

Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata terasing berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pegaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama, orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain. Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang aa pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.

Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia. Lama rasa sepi itu bergangung pada mental orang dan kasus penyebabnya. Bermacam sebab terjadinya kesepian, frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi teman-teman sepergaulannya.

Ketidakpastian
Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas itu semua adalah akibat pikirannya tidak konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.

Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan tidak pasti ialah :
1. obsesi
2. phobia
3. kompulasi
4. hysteria
5. delusi
6. halusinasi
7. keadaan emosi

Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung pada mental si penderita. Andai kata penyebabnya sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita diajak pergi sendiri ke psikolog.

Source Link : http://sindyarsita.wordpress.com/2010/11/09/ilmu-budaya-dasar-manusia-dan-kegelisahan/

Senin, 11 Juni 2012

Manusia dan Tanggung Jawab


Manusia dan Arti Tanggung Jawab

A. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Contoh Orang Bertanggung Jawab :

bonar ialah seorang pegawai yang tekun dalam melaksanakan tugasnya. Ia datang sebelum waktu kerja dimulai. Tanpa banyak bicara dikerjakan tugasnya. Setelah selesai tugas yang dikerjakan, ia memberikan hasil pekerjaannya kepada atasannya sebagai pertanggungjawabannya. Ia pun tidak banyak hilir mudik dikantornya untuk persoalan kepentingannya sendiri, seperti buang air, mencari inakanan atau minuman. Ia pun pulang pada waktu jam kantornya usai. Bila ada pertanyaan dari atasannya tentang pekerjaan yang dilakukan, ia pun memberikan jawaban secara baik dan pasti. Ia dapat memberikan pertanggungjawaban atas tugas-tugas yang diberikan kepadanya, sehingga konduitenya baik, naik pangkat pada waktunya, dan memperoleh penghargaan khusus waktu tertentu.

B. MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB

Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia manghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menuadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan.

(a) Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggug jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.

(b) Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.

(c) Tanggung jawab terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial.

(d) Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara.Contoh :
Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, Gum Isa yang tekenal sebagai guru yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya., Perbuatan guru ini bisa pula dipertanggungjawabkan kepada KEPSEK kalau perbuataan itu diketahui ia dapat berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.

(e) Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsang terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.

C. PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.

(a). Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, honnat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.

(b). Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehinggaa pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jclas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama kawan, sulit dikatakan pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.

Contoh Pengabdian :
Kesediaan seorang guru sekolah dasar ditempatkan di pelosok terpencil daerah transmigrasi, adalah pengabdian yang juga menuntut pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena ia mengajar di situ tanpa menerima gaji dari pemerintah, tanpa diurus oleh pihak berwenang usul pengangkatannya, ia hanya bertanggung jawab untuk kemajuan dan kecerdasan masyarakat / bangsanya. la hanya menerima penghargaan dan belas kasihan dari masyarakat setempat. Pengorbanan yang ia berikan berupa tenaga, pikiran, waktu untuk kepentingan anak didiknya.

Source Link : http://sosialdasar.blogspot.com/2011/03/manusia-dan-arti-tanggung-jawab.html

Pengabdian dan Pengorbanan


Pengabdian dan Pengorbanan

Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.

(a). Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, honnat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.

(b). Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehinggaa pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jclas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama kawan, sulit dikatakan pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.

Contoh Pengabdian :
Kesediaan seorang guru sekolah dasar ditempatkan di pelosok terpencil daerah transmigrasi, adalah pengabdian yang juga menuntut pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena ia mengajar di situ tanpa menerima gaji dari pemerintah, tanpa diurus oleh pihak berwenang usul pengangkatannya, ia hanya bertanggung jawab untuk kemajuan dan kecerdasan masyarakat / bangsanya. la hanya menerima penghargaan dan belas kasihan dari masyarakat setempat. Pengorbanan yang ia berikan berupa tenaga, pikiran, waktu untuk kepentingan anak didiknya.

Source Link : http://sosialdasar.blogspot.com/2011/03/manusia-dan-arti-tanggung-jawab.html

Macam-macam Tanggung Jawab


Macam-macam tanggung Jawab

Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia manghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menuadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan.

(a) Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggug jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.

(b) Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.

(c) Tanggung jawab terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial.

(d) Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara.Contoh :
Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, Gum Isa yang tekenal sebagai guru yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya., Perbuatan guru ini bisa pula dipertanggungjawabkan kepada KEPSEK kalau perbuataan itu diketahui ia dapat berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.

(e) Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsang terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.

Contoh Orang Bertanggung Jawab :

bonar ialah seorang pegawai yang tekun dalam melaksanakan tugasnya. Ia datang sebelum waktu kerja dimulai. Tanpa banyak bicara dikerjakan tugasnya. Setelah selesai tugas yang dikerjakan, ia memberikan hasil pekerjaannya kepada atasannya sebagai pertanggungjawabannya. Ia pun tidak banyak hilir mudik dikantornya untuk persoalan kepentingannya sendiri, seperti buang air, mencari inakanan atau minuman. Ia pun pulang pada waktu jam kantornya usai. Bila ada pertanyaan dari atasannya tentang pekerjaan yang dilakukan, ia pun memberikan jawaban secara baik dan pasti. Ia dapat memberikan pertanggungjawaban atas tugas-tugas yang diberikan kepadanya, sehingga konduitenya baik, naik pangkat pada waktunya, dan memperoleh penghargaan khusus waktu tertentu.

Source Link :http://sosialdasar.blogspot.com/2011/03/manusia-dan-arti-tanggung-jawab.html

   

Tanggung Jawab dan Contohnya

Pengertian tanggung jawab memang seringkali terasa sulit untuk menerangkannya dengan tepat. Adakalanya tanggung jawab dikaitkan dengan keharusan untuk berbuat sesuatu, atau kadang-kadang dihubungkan dengan kesedihan untuk menerima konsekuensi dari suatu perbuatan. Banyaknya bentuk tanggung jawab ini menyebabkan terasa sulit merumuskannya dalam bentuk kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti. Tetapi kalau kita amati lebih jauh, pengertian tanggung jawab selalu berkisar pada kesadaran untuk melakukan, kesediaan untuk melakukan, dan kemampuan untuk melakukan.

Dalam kebudayaan kita, umumnya "tanggung jawab" diartikan sebagai keharusan untuk "menanggung" dan "menjawab" dalam pengertian lain yaitu suatu keharusan untuk menanggung akibat yang ditimbulkan oleh perilaku seseorang dalam rangka menjawab suatu persoalan.

Pada umumnya banyak keluarga berharap dapat mengajarkan tanggung jawab dengan memberikan tugas-tugas kecil kepada anak dalam kehidupan sehari-hari. Dan sebagai orangtua tentunya kita pun berkeinginan untuk menanamkan rasa tanggung jawab pada anak.

Tuntutan yang teguh bahwa anak harus setia melakukan tugas-tugas kecil itu, memang menimbulkan ketaatan. Namun demikian bersamaan dengan itu bisa juga timbul suatu pengaruh yang tidak kita inginkan bagi pembentukan watak anak, karena pada dasarnya rasa tanggung jawab bukanlah hal yang dapat diletakkan pada seseorang dari luar, rasa tanggung jawab tumbuh dari dalam, mendapatkan pengarahan dan pemupukan dari sistem nilai yang kita dapati dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Rasa tanggung jawab yang tidak bertumpuk pada nilai-nilai positif, adakalanya dapat berubah menjadi sesuatu yang asosial.

Ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mendidik anak sejak usia dini agar menjadi anak yang bertanggung jawab, sebagaimana Charles Schaeffer, Ph.D. mengutip apa yang pernah dikemukakan oleh Dr. Carlotta De Lerma, tentang prinsip-prinsip penting yang harus dilakukan untuk membantu anak bertanggung jawab.

1. Memberi teladan yang baik.
Dalam mengajarkan tanggung jawab kepada anak, akan lebih berhasil dengan memberikan suatu teladan yang baik. Cara ini mengajarkan kepada anak bukan saja apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya, akan tetapi juga bagaimana orangtua melakukan tugas semacam itu.

2. Tetap dalam pendirian dan teguh dalam prinsip.
Dalam hal melakukan pekerjaan, orangtua harus melihat apakah anak melakukannya dengan segenap hati dan tekun. Sangat penting bagi orangtua untuk memberikan suatu perhatian pada tugas yang tengah dilakukan oleh si anak. Janganlah sekali-kali kita menunjukkan secara langsung tentang kesalahan-kesalahan anak, tetapi nyatakanlah bagaimana cara memperbaiki kesalahan tersebut. Dengan demikian orantua tetap dalam pendirian, dan teguh dalam prinsip untuk menanamkan rasa tanggung jawab kepada anaknya.

3. Memberi anjuran atau perintah hendaknya jelas dan terperinci.
Orangtua dalam memberi perintah ataupun anjuran, hendaklah diucapkan atau disampaikan dengan cukup jelas dan terperinci agar anak mengerti dalam melakukan tugas yang dibebankan kepadanya.

4. Memberi ganjaran atas kesalahan.
Orangtua hendaknya tetap memberi perhatian kepada setiap pekerjaan anak yang telah dilakukannya sesuai dengan kemampuannya. Tidak patut mencela pekerjaan anak yang tidak diselesaikannya. Kalau ternyata anak belum dapat menyelesaikan pekerjaannya saat itu, anjurkanlah untuk dapat melakukan atau melanjutkannya besok hari. Dengan memberikan suatu pujian atau penghargaan, akan membuat anak tetap berkeinginan menyelesaikan pekerjaan itu. Seringkali orangtua senang menjatuhkan suatu hukuman kepada anak yang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya. Andaikan memungkinkan lebih baik memberikan ganjaran atas kesalahan dan tidak semata-mata mempermasalahkannya.

5. Jangan terlalu banyak menuntut.
Orangtua selayaknya tidak patut terlalu banyak menuntut dari anak, sehingga dengan sewenang-wenang memberi tanggung jawab yang tidak sesuai dengan kemampuannya. Berikanlah tanggung jawab itu setahap demi setahap, agar si anak dapat menyanggupi dan menyenangi pekerjaan itu.

Suatu kebiasaan yang keliru pada orangtua dalam hal mendidik anak, adalah bahwa mereka seringkali sangat memperhatikan dan mengikuti emosinya sendiri. Tetapi sebaliknya emosi anak-anak justru kurang diperhatikan. Orangtua boleh saja marah kepada anak, akan tetapi jagalah supaya kemarahan yang dinyatakan dalam tindakan seperti omelan dan hukuman itu benar-benar tepat untuk perkembangan jiwa anak. Dengan perkataan lain, marahlah pada saat si anak memang perlu dimarahi.

Anak-anak yang sudah mampu berespon secara tepat, adalah anak yang sudah mampu berfikir dalam mendahulukan kepentingan pribadi. Dan anak seperti ini sudah tinggal selangkah lagi kepada pemilikan rasa tanggung jawab.

Pada hakekatnya tanggung jawab itu tergantung kepada kemampuan, janganlah lantas kita mengatakan bahwa anak yang berusia tujuh tahun itu tidak mempunyai tanggung jawab, karena tidak menjaga adiknya secara baik, sehingga si adik terjatuh dari atas tembok. Sesungguhnya anak yang baru berusia tujuh tahun tidak akan mampu melakukan hal seperti itu. Jelaslah bahwa beban tanggung jawab yang diserahkan pada seorang anak haruslah disesuaikan dengan tingkat kematangan anak. Untuk itu dengan sendirinya orangtua merasa perlu untuk lebih jauh mengenal tentang kemampuan anaknya.

Dalam memberikan anak suatu informasi tentang hal yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan adalah sangat penting. Tanpa pengetahuan ini anak tidak bisa disalahkan bila ia tidak mau melakukan apa yang seharusnya ia lakukan. Namun untuk sekedar memberitahu secara lisan, seringkali tidak cukup. Orangtua juga harus bisa menjelaskan dengan contoh bagaimana caranya melakukan hal tersebut, disamping harus dijelaskan alasan-alasan mengapa hal itu harus dilakukan, atau tidak boleh dilakukan.

Biasanya kita cenderung untuk melihat rasa tanggung jawab dari segi- segi yang konkrit, seperti: apakah tingkah lakunya sopan atau tidak; kamar anak bersih atau tidak; apakah si anak sering terlambat datang ke sekolah atau tidak; dan sebagainya.

Seorang anak bisa saja berlaku sopan, datang ke sekolah tepat pada waktunya, tetapi masih juga membuat keputusan-keputusan yang tidak bertanggungjawab. Contoh seperti ini seringkali kita jumpai terutama pada anak-anak yang selalu mendapatkan instruksi atau petunjuk dari orangtua mengenai apa yang mesti mereka kerjakan, sehingga mereka kurang mendapat kesempatan untuk mengadakan penilaian sendiri, mengambil keputusan sendiri serta mengembangkan norma-norma yang ada dalam dirinya.

Rasa tanggung jawab sejati haruslah bersumber pada nilai-nilai asasi kemanusiaan. Nilai-nilai tidak dapat diajarkan secara langsung. Nilai-nilai dihirup oleh anak dan menjadi bagian dari dirinya hanya melalui proses identifikasi, dengan pengertian lain, anak menyamakan dirinya dengan orang yang ia cintai dan ia hormati serta berusaha meniru mereka. Contoh hidup yang diberikan orangtua, akan menciptakan suasana yang diperlukan untuk belajar bertanggung jawab. Pengalaman-pengalaman konkrit tertentu memperkokoh pelajaran itu, sehingga menjadi bagian dari watak dan kepribadian anak.

Jadi jelaslah, bahwa masalah rasa tanggung jawab pada anak, akhirnya kembali pada orangtuanya sendiri, atau dengan kata lain terpulang pada nilai-nilai dalam diri orangtua, yaitu seperti tercermin dalam mengasuh dan mendidik anak.

Contoh Orang Bertanggung Jawab :

bonar ialah seorang pegawai yang tekun dalam melaksanakan tugasnya. Ia datang sebelum waktu kerja dimulai. Tanpa banyak bicara dikerjakan tugasnya. Setelah selesai tugas yang dikerjakan, ia memberikan hasil pekerjaannya kepada atasannya sebagai pertanggungjawabannya. Ia pun tidak banyak hilir mudik dikantornya untuk persoalan kepentingannya sendiri, seperti buang air, mencari inakanan atau minuman. Ia pun pulang pada waktu jam kantornya usai. Bila ada pertanyaan dari atasannya tentang pekerjaan yang dilakukan, ia pun memberikan jawaban secara baik dan pasti. Ia dapat memberikan pertanggungjawaban atas tugas-tugas yang diberikan kepadanya, sehingga konduitenya baik, naik pangkat pada waktunya, dan memperoleh penghargaan khusus waktu tertentu.

 sumber : http://yodi-adhari.blogspot.com/2010/04/pengertian-tanggung-jawab.html
          http://hadi-detected.blogspot.com/2011/06/pengertian-tanggung-jawab.html
 http://sosialdasar.blogspot.com/2011/03/manusia-dan-arti-tanggung-jawab.html

Rabu, 06 Juni 2012

Langkah berpandangan Hidup yang baik dan Contohnya



Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik

1.Mengenal : Kodrat manusia dan tahap hidup pertama dari setiap
individu
2.Mengerti  : Mengerti tentang pandangan hidup
3.Menghayati  : nilai-nilai yang terkandung dalam pandangan
hidup dengan memperluas dan memperdalam
pengetahuan tentang pandangan hidup
4.Meyakini : hal yang cenderung memperoleh suatu kepastian
sehingga dapat mencapai tujuan hidupnya
5.Mengabdi : hal yang penting dalam menghayati dan meyakini
sesuatu
6.Mengamankan  : Langkah terberat dan benar-benar
membutuhkan iman yang teguh
ada beberapa artikel juga yang mengungkapkan pendapat mengenai langkah-langkah berpandangan hidup yang baik diantaranya sbb :
MENGENAL : Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup.
MENGERTI: Tahan kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini  dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri.
MENGHAYATI: Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita mempemleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
MEYAKINI  : Meyakini ini merupakan suatu hal
untuk cenderung mempemleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
MENGABDI : merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.

Link source :
http://franshohoku.wordpress.com/2010/04/26/bab-8-manusia-dan-pandangan-hidupnya/
http://riahnee.weebly.com/uploads/5/4/0/3/5403225/tugas_ibd_8.pdf

Keyakinan, Kepercayaan dan Contohnya


Keyakinan, Kepercayaan dan Contohnya

Keyakinan atau sebagian orang menyebutnya iman adalah sesuatu yang sakral bagi beberapa orang. Keyakinan dapat menembus tembok perbedaan yang ada dan dapat pula membuat tebal tembok perbedaan tsb. Bila orang-orang dari negara, suku, ras, gender, keluarga, kedudukan yang berbeda namun memiliki iman atau keyakinan yang sama maka perbedaan itu semua dapat melemah bahkan hancur. Namun sebaliknya bila orang-orang dari negara, suku, ras, gender, kedudukan, bahkan keluarga yang sama namun berbeda dalam iman atau keyakinan maka tembok perbedaan yang ada dapat terasa jelas bahkan menebal hingga sulit di tembus. Bahkan sepasang kekasih yang saling mencintaipun harus melewati ‘rintangan keyakinan’ ini untuk melanjutkan hubungan mereka kearah pengikatan status sebagai suami-istri yang sah bila keyakinan mereka dari awal saling berbeda.

Pada artikel ini penulis mencoba mengupas tentang keyakinan dalam sudut pandang penulis yang bercampur dengan pengalaman penulis belajar dhamma. Keyakinan adalah topik yang sangat penting untuk dibahas karena hampir setiap orang memiliki keyakinan, keyakinan yang dibahas disini tentulah keyakinan yang berhubungan dengan salvation atau keselamatan atau mungkin beberapa orang memakai istilah religi. Ada tiga hal yang dibahas tentang keyakinan dalam artikel ini, yaitu : perbedaan percaya dan yakin, aspek-aspek keyakinan, dan analogi keyakinan dengan kapal laut.

Percaya dan Yakin

Percaya dan Yakin harus kita bedakan, penulis belum bisa memberikan definisi yang jelas, hanya ciri-cirinya saja. Yaitu bila sesuatu sesuai dengan logika kita, maka kita dapat mempercayainya. Sedang bila kita telah mengalami sesuatu melalui ke-enam indera kita maka kita dapat meyakininya. Contoh yang ekstrim adalah bila seseorang yang tinggal dipesisir pantai berkata bahwa ia tidak bisa berenang, biasanya kita cenderung tidak percaya karena tidak sesuai dengan logika kita. Namun bila orang tersebut kita ajak kekolam renang dan kita ceburkan kekolam renang lalu alhasil yang bersangkutan tewas karena tenggelam, maka kita menjadi yakin bahwa memang dia tidak bisa berenang.

Sampai sini kita patut bertanya pada diri kita sendiri apakah selama ini guru-guru agama yang suka mengkhotbahkan agama benar-benar memiliki keyakinan pada ‘Salvation’nya atau tujuan akhirnya? Apakah selama ini kita telah yakin terhadap tujuan akhir kita? bila memang keyakinan harus dialami maka disebut apakah yang selama ini kita anggap ‘yakin’? Pertanyaan-pertanyaan yang lumrah ini akan terjawab bila kita mengerti tentang aspek-aspek keyakinan.
Dalam Theaetetus dialog Plato, Socrates mempertimbangkan sejumlah teori seperti apa pengetahuan, pengetahuan yang terakhir adalah keyakinan benar yang telah "diberi akun" - yang berarti menjelaskan atau didefinisikan dalam beberapa cara. Menurut teori bahwa pengetahuan dibenarkan keyakinan benar, untuk mengetahui bahwa suatu proposisi yang diberikan adalah benar, kita tidak hanya harus percaya proposisi benar relevan, tetapi juga harus memiliki alasan yang baik untuk melakukannya. Salah satu implikasi dari ini adalah bahwa tak seorang pun akan mendapatkan pengetahuan hanya dengan percaya sesuatu yang terjadi untuk menjadi kenyataan. Misalnya, orang yang sakit tanpa pelatihan medis, tetapi dengan sikap umumnya optimis, mungkin percaya bahwa ia akan sembuh dari penyakit dengan cepat. Namun demikian, bahkan jika keyakinan ini ternyata benar, pasien tidak akan tahu bahwa ia akan sembuh karena keyakinannya tidak memiliki pembenaran. Definisi pengetahuan sebagai keyakinan yang benar dibenarkan diterima secara luas sampai tahun 1960-an. Pada saat ini, sebuah makalah yang ditulis oleh filsuf Edmund Amerika Gettier memprovokasi diskusi luas utama. Lihat teori pembenaran untuk pandangan lain pada gagasan itu


Link Source:
http://www.masbied.com/2011/07/02/keadilan-sebagai-kebajikan-moral-bagi-administrator/
http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2095574-pengertian-kepercayaan/
http://www.scribd.com/doc/12854208/FILSAFAT-INDONESIA-DAN-PROFIL
http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2095574-pengertian-kepercayaan/#ixzz1x4u7Qx8U

Usaha, Perjungan dan Contohnya


Usaha dan Perjungan

pengertian usaha berbeda-beda. namun menurut saya, usaha adalah tindakan seseorang untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya agar apa yang ia inginkan bisa terwujud. dalam melakukan suatu usaha, harus diiringi dengan doa. karena dengan doa, maka Tuhan akan menunjukan jalan untuk mencapai apa yang diinginkan. namun, tidak semudah membalikan telapak tangan untuk mencapai apa yang diinginkan. butuh kerja keras dan perjuangan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. karena didalam perjuangan, seseorang dihadapkan dengan rintangan-rintangan yang terjadi dalam melakukan sebuah usaha. dan seseorang tersebut harus bertahan dan harus bisa melewati rintangan-rintangan yang ada.
Usaha atau perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita – cita. Setiap manusia harus bekerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan untuk hidup ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat sempurna. Apabila manusia bercita – cita menjadi kaya, ia harus kerja keras. Apabila manusia bercita – cita menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dengan tekun serta memenuhi semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak / ilmu maupun dengan tenaga / jasmani, atau dengan kedua – duanya. Para Ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/pikirannya daripada tenaga/ jasmaninya. Sebaliknya para buruh, petani lebih banyak menggunakan jasmani dari pada otaknya. Para tukang dan para ahli lebih banyak menggunakan kedua-duanya otak dan jasmani dari pada salah satunya. Para politikus lebih banyak kerja otak dari pada jasmani, sebaliknya prajurit lebih banyak kerja jasmani dari pada otak.
Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia miskin, melarat, dan berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri.karena itu tidak boleh bermalas-malas, bersatai-santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan manusia mengatur waktunya itu.
Dalam agamapun diperintahkan untuk kerja keras, sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W yang ditunjuk kepada para pengikutnya “Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok”.
Untuk kerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian / ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai ketrampilan / keahlian. Karena itu mencari ilmu dan keahlian / ketrampilan itu suatu keharusan, Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat” dalam pendidikan dikatakan sebagai “Long life education”.
Karena manusia itu mempunyai rasa kebersamaan dan belas kasihan (cinta kasih) antara sesama manusia, maka ketidak mampuan akan kemampuan terbatas yang menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi bersama-sama secara tolong menolong, bergotong royong. Apabila sistem ini diangkat ketingkat organisasi negara, maka negara akan mengatur usaha / perjuangan warga negaranya sedemian rupa, sehingga perbedaan tingkat kemakmuran antara sesama warga negara dapat dihilangkan atau tidak terlalu mencolok. Keadaan ini dapat dikaji melalui pandangan hidu /idiologi yang dianut oleh suatu negara.

Link Source :
http://rhymepeace.blogspot.com/2011/05/tugas-ibd-bab-6-manusia-dan-pandangan.html
http://aini-eyelight.blogspot.com/2012/05/usaha-dan-perjuangan.html

Kebajikan dan Contohnya


Pengertian Kebajikan

pasti kita sering mendengar orang bertanya: Apakah saya sudah berbuat baik?
Pertanyaan yang mungkin umum difahami, tetapi saat kita berpikir akan hasil segala perbuatan kita menjadi sia-sia. Mengapa tidak berorientasi pada proses saja? Proses yang baik dapat dipastikan memberikan hasil akhir yang baik.

Saat melakukan sesuatu, baik pikiran, ucapan atau perbuatan senantiasa mempertimbangkan kebaikan pula bagi sesama dan lingkungan. Fokus pada yang dilakukan membutuhkan energi yang besar. Sering sekali kita tidak fokus pada yang kita kerjakan. Inilah yang disebut : Going London looking Tokyo. Lakukan sesuatu dengan sadar. Arti dari kesadaran adalah perbuatan yang bertanggung jawab. Sadar akan perbuatan berarti memahami dengan pasti bahwa perbuatannya tidak mengganggu lingkungan dan sesama. Inilah definisi kesadaran….

Mereka yang sadar akan perbuatannya, tentu akan berpikir berulangkali apakah yang dilakukan juga bermanfaaat bagi sesama. Banyak orang melakukan sesuatu hanya untuk kepentingan diri, kelompok ataupun golongan sendiri. Hanya untuk kepentingan personal. Ia belum melangkah ke ranah transpersonal. Ranah manusia yang menyadari keterhubungannya dengan alam sekitar. Sadarilah bahwa kita satu ada Nya. Tiada kotak pembatas.

Kotak pembatas muncul ketika kita hanya mementingkan diri sendiri. Bukan kemanfaatan bagi umum. Contoh yang nyata ada di sekitar kita. Misalnya banyak orang mengataka: Agamaku lebih baik dari agamamu…. Pola pikir seperti inilah yang menimbulkan arogansi. Jika kita berpikir: Agamaku tidak lebih baik dari agamamu, kita akan bisa mengapresiasi agama lain. Pola pikir seperti inilah yang mesti kita tebarkan pada sekitar. Pikiran adalah getaran atau resonansi. Dan resonansi ni akan tertangkap oleh mereka yang memiliki frekueansi yang sama. Jika pun tidak, badan kita sendiri yang akan mendapatkan manfaatnya.

Reward apa lagi yang anda butuhkan ketika badan kita menjadi sehat karena bisa berpikir, berucap dan berbuat baik? Mengapa masih saja harapkan konfirmasi dari orang untuk melakukan kebaikan. Mengapa masih saja senang ketika statement kita menambah kekeruhan? Bukan kah lebih menyehatkan membuat statement yang menyejukkan?

Mereka yang senang melukai perasaan orang lain dalam keadaan sakit sesungguhnya. Tentu ada penyesalan dalam hati. Karena berbuat baik terhadap sesama adalah alami. Sifat itu ada secara inherent dalam hati manusia. Tapi karena bentukan lingkungan sifat kebaikan itu tertutup. Ia hidup dalam perbudakan lingkungan. Jati diri yang penuh welas asih tertutup oleh ilusi ciptaan lingkungan.

Kesadaran akan kebaikan diri tertutup oleh ketakutan. Takut tidak diakui oleh rekan karena penampilan luar yang kurang mentereng, katanya. Mereka kurang percaya diri terhadap energi kelembutan penuh kasih yang merupakan kekuatan ilahiah sebagai kodratnya.

Sesungguhnyalah kodrat manusia berbuat selaras dengan alam. Dalam diri manusia ada sifat angin yang menyejukkan dan sifat air yang menghidupi. Api yang senantiasa bersemangat untuk berbagi kebajikan. Unsur tanah yang senantiasa mau memaafkan walaupun dihina. Semua unsur di wadahi oleh unsur ruang yang maha luas.

Berbuat baiklah!!!!!! Itulah kodratmu…..

sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2011/10/20/berbuat-kebajikan-adalah-kodrat-manusia/

Saya setuju jika berbuat kebajikan adalah kodrat manusia, Sering sekali kita tidak fokus pada yang kita kerjakan. rti dari kesadaran adalah perbuatan yang bertanggung jawab. Sadar akan perbuatan berarti memahami dengan pasti bahwa perbuatannya tidak mengganggu lingkungan dan sesama. Inilah definisi kesadaran

Jika kita dapat menolong sesama yang menderita atau membebaskan penderitaan makhluk hidup yang lain, kita akan merasakan kepuasan batin yang tak terhingga. Ini adalah salah satu contoh kebajikan sebagai sumber kebahagiaan.

dan Jangan pernah menyerah untuk berbuat kebaikan. Meski banyak yang mencibir tentang kebaikan yang dikerjakan. Mendapatkan fitnah dari orang-orang yang tidak menyukai kebaikan tersebut juga hal yang biasa. Fitnah muncul dikarenakan ketidaksenangan atas keberhasilan yang kemudian diperbincangkan orang banyak.

Kebaikan tidak memandang ruang dan waktu. Bersifat konstan dan relatif tidak menyulitkan bagi yang melakukannya. Perkara orang lain peduli atau tidak, tidak menjadi persoalan. Teruskan saja untuk berbuat baik dan tidak usah berfikir begini dan begitu.

Yang terbaik adalah, menurut saya, melakukan klarifikasi secukupnya saja. Tidak usah berlebih-lebihan.

Link Source :
http://tugas-untuk-kuliah.blogspot.com/2012/04/pengertian-kebajikan.html

Pengertian Cita-cita dan Contohnya


Pengertian Cita-Cita dan Contohnya

impian adalah sesuatu yang ingin kita raih, kita dapatkan, atau kita capai (ingat impian berasal dari kata impi, yang memiliki relasi dengan kata mimpi).Sedangkan cita-cita adalah sesuatu yang ingin kita capai disertai perencanaan dan tindakan kita untuk mencapainya (perbedaan utama dengan impian, ada tindakan nyata untuk mencapai hal yang diinginkan)
Pandangan hidup sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Segala perbuatan, sikap, dan aturan –yang diwujudkan dalam berbagai bentuk, merupakan refleksi dari pandangan hidup yang telah dirumuskan. Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat hidup sendiri diarti-konkritkan sebagai kecintaan atau kebenaran yang bisa dicapai oleh siapapun. Maka dari itu, pandangan hidup dengan hakikat bisa dicapai oleh siapapun itu, sangat diperlukan oleh tiap manusia. Pandangan hidup tiap orang bisa berbeda bisa juga sama. Dari situ terdapat pengklasifikasian tentang asal dari pandangan hidup tersebut, sebagai berikut:
a)      Pandangan hidup berasal dari agama merupakan pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
b)      Pandangan hidup ideologi merupakan pandangan hidup yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma negara tersebut.
c)       Pandangan hidup hasil renungan merupakan pandangan hidup yang relatif kebenarannya

1.       Cita-cita
Cita-cita menurut definisi adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Tidak ada orang hidup. tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita yang merupakan bagian atau salah satu unsur dari pandangan hidup manusia, yaitu sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Sesuatu bisa disebut dengan cita-cita apabila telah terjadi usaha untuk mewujudkan sesuatu yang dianggap cita-cita itu.
3  Faktor yang menentukan dapat atau tidaknya seseorang mencapai cita – citanya antara lain :
- Manusia itu sendiri,
- Kondisi yang dihadapi dalam rangka mencapai cita – cita tersebut,
- Seberapa tinggi cita – cita yang ingin dicapai.

2 Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapai tidaknya cita – citanya antara lain :
- Faktor yang menguntungkan, dan
- Faktor yang menghambat.

2.       Kebajikan atau Kebaikan
Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Dia adalah seorang individu yang utuh, terdiri atas jiwa dan raga. Dia memiliki hati yang pada hakikatnya lagi, memihak pada kebenaran dan selalu mengeluarkan pendapat sendiri tentang pribadinya, perasaannya, cita-citanya, dan hal-hal lainnya. Dari yang dirasakan manusia tersebut, manusia cenderung lebih memihak pada kebaikan untuk dirinya sendiri. Inilah yang membuat sebagian manusia ‘terpilah’ menjadi manusia egois, yang seringkali seperti tidak mengenal kebajikan.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari 3 segi, yaitu :
a)      Manusia sebagai pribadi, yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati.
b)      Manusia sebagai anggota masyarakat atau makhluk sosial, manusia hidup bermasyarakat, saling membutuhkan, saling menolong, dan saling menghargai anggota masyarakat

Link Source :
http://edukasi.kompasiana.com/2010/08/27/menggapai-impian-meraih-cita-cita/
http://meilimeili.wordpress.com/2011/03/30/babvi202//
http://laras-dewantari.blogspot.com/2012/04/pengertian-cita-cita.html

Pandangan Hidup dan Ideologi


Pandangan Hidup dan Ideologi

Menurut wikipedia Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkanWeltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup bersifat kodrati. Pandangan hidup artinya pendapat pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Pandangan hidup dasarnya mempunyai unsure – unsure yaitu cita – cita, kebajikan, usaha, keyakinan / kepercayaan.
Dengan demikian pandangan hidup bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses yang panjang. Sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataanya. Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari:

1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.

2. Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut.

3. Pnadangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya.

Ideology adalah kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup kalau mengikuti apa yang tertuang dalam kamus besar bahasa Indonesia. Ideology adalah tidak sama dengan aqidah. Ideology adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk konsep bersistem yang menjadi dasar atau asas teori yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup manusia. Sedangkan aqidah adalah bukan lahir dari pemikiran manusia, melainkan lahir karena Islam yang diturunkan oleh Allah SWT. Hak ideology ada 2, yaitu:

1. Ideology Hukum

Rincian dari keseluruhan orang dan masyarakat yang dapat memberikan dasar atau legitimasi bagi keberadaan lembaga – lembaga yang akan datang. System hokum
atau bagian dari dari system hokum.

2. Ideology Politik

Himpunan nilai – nilai ide, norma – norma, kepercayaan dan keyakinan, yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang atas dasar dan probelema politik yang dihadapinya dan yang menetukan tingkah laku politiknya.


Link source :
Idadwiw.wordpress.com/2011/03/30/macam-macam-pandangan-hidup-dan-pengertian-ideologi
http://ichihendri.blogspot.com/2010/04/pengertian-pandangan-hidup-dan-ideologi.html
http://ennynurrosniati.blogspot.com/2011/06/pengertian-pandangan-hidup-dan-ideologi.html